Datuk Paduko Berhalo adalah gelar yang diberikan kepada orang Turki yang bernama Ahmad Barus II. Ahmad Barus II dipercaya bermukim dan dimakamkan di Pulau Berhala. Beliau mendapatkan putri setempat yang bernama Putri Selaras Pinang Masak yang tinggal di Ujung Jabung menjadi istrinya.
Selanjutnya dari pernikahan mereka lahirlah Orang Kayo Hitam yang menurunkan sultan-sultan di Jambi. Para keturunan Orang Kayo Hitam ini tidak menetap di Pulau Berhala melainkan memasuki pedalaman Jambi melalui Sungai Batanghari. Istana mereka yang berada di Tanah Pilih (Kota Jambi) masih berdiri sampai Belanda membumihanguskannya di masa Sultan Thaha Syaifuddin.
Akses menuju lokasi :
Dengan memaksimalkan kualitas pelayanan (SERQUAL), kunjungan ke makam raja Jambi sekaligus menikmati wisata panorama Pulau Berhala. Bukan perjalanan yang murah, namun kepuasan yang ditemukan dapat tercapai, berupa pemandangan yang eksotik, sejarah yang menarik, masyarakat yang unik dan fenomena-fenomena alam di luar daya pikir manusia.
Perjalanan di mulai dari Kota Jambi, tepatnya berangkat dari depan rumah dinas gubernur menggunakan speed boat melalui Sungai Batanghari. Perjalanan akan menggambarkan horizon-horizon budaya lokal, karena budaya lokal di mulai dan berkembang di sepanjang sungai Batanghari.
Selama 3 jam perjalanan, setidaknya terlihat makam Orang Kayo Hitam, merupakan anak dari Datuk Paduka Berhala yang merupakan raja selanjutnya. Dan terlihat pintu utama menuju Taman Nasional berbak. Perjalan di hentikan di Desa Sungai Itik untuk melakukan sholat zhuhur, makan siang dan mendengarkan nasihat dan saran ketika berda di lokasi makam raja oleh tokoh masyarakat Desa Sungai Itik.
Perjalan ke makam raja Jambi selama 2 jam yang menyeberangi lautan akan melihat warna-warna air laut yang berbeda, di mulai dari warna coklat, hijau dan biru. Silahkan meletakan barang-barang bawaan pada pendopo/penginapan di Pulau Berhala dan selanjutnya bersiap-siap untuk menuju ke makam raja serta membacakan doa untuk beliau yang di pandu oleh tokoh setempat.
Sore yang indah, para pengunjung dipersilahkan untuk sholat ashar, bermain di laut dan berfoto-foto atau berenang (panitia mengawasi pengunjung untuk menghindari kecelakaan). Dan pengunjung dipersilahkan untuk sholat magrib dan selanjutnya bersiap-siap untuk makan malam.
Setelah waktu isya anda tiba untuk sholat, pengunjung akan mendengarkan kisah, sejarah dan cerita tentang raja Jambi dari tokoh masyarakat dan selanjutnya dipersilahkan untuk istirahat tidur, karena pagi-pagi akan melihat matahari terbit dan persiapan sarapan pagi serta jalan-jalan mengitari setengah pulau.
Perjalanan pagi-pagi ini di mulai dengan melihat pemukiman dan budaya masayarakat lokal, tugu belanda, meriam jepang, koral muda, batu karang dan lain-lainya. (Team Wimu)